HAKEKAT SHOLAT
Adapun Rukun Sembahyang itu ada 13 perkara. Yang pertama niat dan yang terakhir
adalah tertib. Demikianlah Syariatnya sembahyang menurut hukumnya.
Peraturan
dan cara-cara sholat yang akan dijabarkan di sini adalah sebagai berikut :
- Dirikan sholat tersebut dengan mengikuti syarat dan rukunnya.
- Menghilangk
an diri. - Menilik diri rahasia yang dikandung oleh kita.
- Membaca dan mendengarkan setiap anggota kita, pada setiap patah kata bacaan didalam sholat tersebut.
- Merasakan nikmatnya sholat. Kelima-lima cara ini hendaklah dibuat serentak didalam sembahyang tersebut.
1. Cara-cara sholat mengikuti syarat dan rukunya.
Adapun
yang dikatakan sholat mengikuti syarat dan rukunnya adalah dengan kita
mendirikan sholat dengan mengikuti syarat dan rukun sesuai yang ditetapkan oleh
syariat.
Disini
tidaklah perlu untuk saya jabarkan satu persatu, tetapi kita batasi hanya
tentang beberapa perkara didalam sholat yang penting-penting saja yang harus
kita perhatikan benar-benar tentang aturan dan caranya, juga perbuatan didalam
sholat itu sendiri, diantara perkara-perkara yang akan kita bahas disini adalah
:
NIAT
Adapun
niat itu terkandung didalam, ta’arat,
ta’awut, dan ta’ayin dan niat ini hendaklah muncul pada ujung
hati kita dan terus ditindak lanjuti dengan perbuatan, Jadi niat bisa
disimpulkan adalah :
Terlintas
sesuatu dihati dan terus dilakukan dengan perbuatan apa yang terlintas dihati
tersebut dan tidak berpaling pada perbuatan yang lain. Niat sholat ini kita
lafazkan didalam hati kita dan katakanlah :
Niatku sholat menyaksikan diriku karena Allah s.w.t.
semata-mata.
Ketika
melafazkan niat kita ini, kita hendaklah berdiri persis ditempat sujud kita,
berniat langkahkan tiga tapak langkah mundur kebelakang yaitu kearah
tempat sembahyang tersebut dan qiamlah untuk teruskan aturan sembahyang.
BERDIRI
Yang
dinamakan qiam itu adalah kita berdiri di atas tempat sembahyang, dada tegak ke
arah Baitullah (kiblat), jarak di antara kaki kiri dengan kaki
kanan adalah sejengkal lurus dan kedua tapak kaki hendaklah lurus ke arah
Baitullah, tangan kita lurus dan tegak menghadap kiblat, mata zahir kita
hendaklah memandang ke tempat yang hendak kita sujud, bebaskan diri kita dari
segala hal keduniawian dan seterusnya takbirlah ( Allahu Akbar ) posisi dada
kita hendaklah senantiasa tegak ke arah Baitullah.
TAKBIRATUL IHRAM
Ketika
kita berkata Allahu Akbar maka hendaklah kita mengangkat dua belah tangan tegak
dan lurus serta biarkan ibu jari tangan kedua-dua belah tangan kita menyentuh
telinga kita, maksudnya agar kita dapat merasakan ketegakannya, yaitu rasa di
bahagian tengah belakang kita.
Takbiratul
ihram itu hendaknya dilafazkan dengan panjang 3 alif (6 harakat) sambil kedua belah
tangan ke arah telinga dan lafaz Allahu Akbar itu hendaknya serentak dengan
kedua tangan kita sampai dipeluk diatas pusat.
Kemudian
peluklah kedua belah tangan diatas pusat dengan tangan kiri di bawah dan tangan
kanan di atas.
Posisi
lengan sebelah kanan di bahagian rusuk kanan dan longgarkan sedikit sebelah
kiri sehingga berbentuk lubang di antara siku kiri dengan bahagian badan
semacam huruf (…….), kemudian pada perkataan Akbar. Dekapkan tubuh
kita dan jangan sekali-kali bergerak walau keadaan macam apapun dengan tidak
ada istilah garuk – menggaruk selama sholat. Setelah selesai takbir maka
bacalah : ………….
BACA AL FATIHAH
Berawal Al Fatihah itu terdiri
daripada 7 ayat yaitu :………………………
Dan
hendaklah di-wakaf-kan pembacaannya pada setiap ayat dan dibaca di dalam
dada, biarlah kita merasai bacaan kita itu, berada di bawah paras susu pada
lambung kiri kita dan jangan sekali-kali sekedar dibaca di mulut saja. Di
samping itu hendaklah dibaca mengikut tata cara bacaan yang betul mengikut
sebutan huruf dan baris masing-masing. Bacalah Al Fatihah ini perlahan-lahan (
jangan cepat ) agar kita dapat merasakan kegairahan Al Fatihah tersebut. Di
samping itu, bacaan kita itu janganlah terlampau nyaring dan jangan pula
terlampau perlahan sehingga tidak dapat kedengaran di telinga kita. Hal ini
sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Quran:
Suarah
Al-Isra’ ayat 110 Artinya : Dan
janganlah kamu mengeraskan suaramu di dalam sholatmu dan jangan pula merendahkannya
dan carilah jalan tengah di antara keduanya.
RUKUK
Rukuk
artinya menundukkan diri selaras pinggang ke arah Baitullah. Sewaktu rukuk mata
kita hendaklah diarahkan ke tempat sujud. dan tangan kita hendaklah
ditongkatkan di lutut (tapak kedua belah tangan betul-betul di tengah tempurung
lutut).
Dan
bacalah : …………dengan perlahan-lahan ( jangan cepat ), bangkit dari rukuk kita
iktidal dan angkatlah kedua belah tangan kita seperti takbir dan …..
SUJUD
Bermula
sujud itu adalah merebahkan diri kearah Baitullah dengan membongkokkan badan
agar bahagian muka kita mencium di atas tempat sholat dengan tangan hendaklah
diletakkan kedua belah ibu jari menyentuh bibir kanan dan bibir kiri.
Dan
kaki kita hendaklah ditegakkan 900 derajat (tegak) dan jangan
sekali-kali bahagian lengan kita menyentuh tempat sembahyang (tikar
sembahyang). Dan bacalah ; ………
DUDUK ANTARA DUA SUJUD
Kemudian
bangkit duduk di antara dua sujud. Letakkan kedua belah tangan pada paha dan
lutut dan jangan digerakkan. Bacalah:
….
TAHIYAT AWAL DAN AKHIR
Berawal
cara tahayat awal itu adalah dengan cara kita duduk di atas kaki kiri kita, dan
bahagian kaki kanan hendaklah ditegakkan 90 derajat.
Kemudian
kedua belah tangan hendaklah diletakkan di atas paha dan lutut, arah pandangan
kita hendaklah dilihat ke tempat sujud kemudian bacalah : …………………..
Bacalah
tahayat itu dengan teratur dan perlahan di samping itu hendaklah dirasakan di
dalam dada. Bacaan tahayat mestilah dibaca
dengan teratur karena ayat-ayat tahayat itu adalah ayat pujian Zat kepada Sifat
dan pujian sifat kepada Zat dengan lain perkataan puji memuji di antara diri
zahir dengan diri batin di samping penyaksian secara total di antara tubuh
zahir dan tubuh batin. Begitu juga pada tahayat akhir, cuma
kedudukan kaki kita pada bagian kiri hendaklah dimasukkan di bawah betis kaki
kanan dan tegakkan tapak kaki kanan 900 derajat seperti di dalam
tahayat awal dan bacalah : ……
Seyogianya
kata salam itu adalah berpaling muka ke kanan dan ke arah kiri hingga mata
zahir kita dapat melihat bahu kanan dan bahu kiri kita, ketika memutar kepala
itu jangan sekali-kali dada kita bergerak biar tegak ke arah baitullah dan saat
memberi salam itu maka bacaannya :
Salam
sebelah kanan bacalah : …
Salam
sebelah kiri bacalah : …
Pada
martabat Zat dan Sifat, bacaannya
Salam
kanan bacalah : …
Salam
kiri bacalah : …
BACA POST : GURU YANG MURSYID
2. MENGHILANGKAN DIRI
Adapun
yang dimaksudkan menghilangkan diri adalah dengan cara kita menafikan yang
zahir ini dan mengisbatkan kepada diri batin semata-mata, yaitu dengan cara
kita menanamkan niat dalam diri bahwa sesungguhnya diri kita ini tidak
mempunyai apa-apa. Kita tidak mendengar, tidak berkehendak, tidak melihat,
tidak hidup, singkat kata kita tidak ada
tidak …………. segalanya hanya Dia saja (Allah) yang bersifat begitu :
……………………………….
Silahkan
baca bacaan di atas sebelum takbirratulihram
Dengan beriktikad begitu maka
kita akan merasai diri kita ini kosong. Pertahankan perasaan ini sepanjang kita
mengerjakan sholat yaitu dari pertama kita mulai niat, takbir dan sampailah ke
salam dan jangan sekali-kali hilang perasaan itu walaupun sesaatpun selama
mengerjakan sholat tersebut.
Jika
kita tidak merasai begitu (hilang diri) maka kita tidak dapat menyaksikan diri
rahasia kita di dalam sholat tersebut, untuk bisa selalu khusyu’ dan tawwadu’
ketika hendak memulai takbiratul ihram (ketika Qiam). Katakanlah bacaan berikut
: ………………
Selesai dibaca bacaan diatas serantak kita
merasakan “ merinding ” (rasa-rasa) pada bahagian belikat di tengah–tengah
tulang belakang. Perasaan itu muncul dari bawah tulang sulbi naik kearah atas
tulang belakang. ketika kita merasakan perasaan tersebut maka cepat-cepatlah
kita takbir dengan kata : …………………………………….
Dan
baca lafaz takbir biar panjang sekurang-kurangnya adalah 3 alif (6 harakat) Takbir
kita itu biarlah dengan penuh tenaga dan dilafazkan didalam dada. Perlu
diingatkan pada qiam (berdiri) dan menghilangkan diri, mata zahir kita
hendaklah melihat ditempat sujud kita. Dada kita menghadap kiblat dan mata hati
kita hendaklah melihat diantara kedua-dua kening dan batang hidung.
Disamping
itu telinga batin kita hendaklah menumpuhkan sepenuh perhatin dan pendengaran
kearah bacaan yang dilafazkan oleh segenap anggota kita yaitu zahir dan batin,
dan tidak sesaat pun lalai dengan tugasnya itu. Manakala tugas mata batin kita
adalah melihat diantara kedua kening dan batang hidung bagai menilik akan diri
kita ( diri rhasia yang ada pada kita ). Maka tiliklah dengan sebaik-baiknya
seluruh diri rahasia kita itu sehingga benar-benar nampak jelas dan terang
sekali.
3. Menilik Diri
Adapun yang dimaksud menilik
diri rahasia adalah dimana kita menilik diri batin yang menjadi rahasia kepada
Allah s.w.t. Maka
diri batin kita itulah diri rahasia Allah s.w.t. yang bersemayam didalam jasad
kita dimana rupanya adalah sama seperti rupa paras yang zahir ini tetapi tidak
cacat cela seperti kita.
Didalam
hal menilik diri ini, tumpuhkan mata hati kita dari saat menghilangkan diri,
hingga takbiratul ihram sampailah salam kepada .., titiklah diri rahasia didalam
jasad kita. Tiliklah diri rahasia kita itu sehingga nampak jelas, keseluruhan
diri rahasia kita pada setiap saat di waktu menunaikan sholat tersebut.
Rupa
diri rahasia kita adalah sama dengan rupa wajah kita. bila saja diri rahasia
dapat dilihat dengan terang, meliputi seluruh tubuh jasad kita, maka kita akan
merasakan pada peringkat awalnya “merinding” (gemetar seluruh tubuh
secara serentak tanpa di buat-buat), diikuti dengan suatu kelezatan
yang tidak bisa untuk diterangkan disini dengan demikian akan mewujudkan
tawadu’ didalam sholat.
Jangan
sekali kali kita menoleh mata bathin kita itu kearah lain. Sebaliknya kita
haruslah melatih diri ini sehingga berhasil mencapai makam dan martabatnya.
Tawadu’ adalah mematikan
penglihatan mata hati dari melihat dan menilik hal-hal lain kecuali
ditumpuhkan sepenuhnya kepada menilik diri bathin semata-mata. Dengan ini alasan pikiran untuk
membayangkan sesuatu yang lain akan gugur dan tidak timbul lagi serta lenyap
langsung. Untuk mengetahui secara lebih jelas silahkan bertanya kepada
mereka yang hakiki dan makrifat lagi mursyid serta sampai pada martabat ini.
BACA POST : PARADOKS WAHDATUL WUJUD
4. Mendengar Bacaan Oleh
Setiap Anggota
Serentak
dengan lidah dalam sholat berawal dengan menghilangkan diri mulai takbir
al-ihram sampai ke salam hendaklah dibaca didalam dada yaitu kita dapat
merasakan keadaan diri kita itu dilambung kiri kita.
Serentak
dengan lidah menyebut satu-satu kalimah bacaan selama menunaikan sholat maka
hendaklah dituruti sama oleh setiap anggota tujuh lapis jasad kita dan diri
bathin kita, dan dengan itu juga maka wajiblah didengar oleh telinga bathin
kita. Jangan sekali-kali menolehkan pendengaran telinga batin kita kepada
setiap patah bacaan didalam sembahyang tersebut kearah yang lain.
5. Merasai Nikmat Sembahyang
Jika
kita mengamalkan petuah-petuah sholat dari para aulia ini, sebagaimana yang
dijelaskan disini, maka kita akan menikmati kelezatan yang amat sangat, kalau
bisa dikatakan di dunia ini selain daripada kenikmatan persetubuhan tiada lagi
suatu nikmat yang lebih nikmat yang dirasakan oleh umat manusia, tetapi jika
aku bandingkan dengan nikmat persetubuhan maka nikmat sholat ini adalah 100 kali lebih
nikmat dari persetubuhan. Bisa
dibayangkan ….. Enaaak ….!! ….Enak ..!! Sebenarnya kelezatan ini tidak
dapat dijelaskan dengan kata-kata. Tetapi hanya dapat dirasakan sendiri oleh
mereka yang sampai kepada martabatnya.
Inilah
suatu kelezatan yang pernah dialami oleh Wali-wali Allah, para Ariffinbillah
dan makrifat lagi mursyid. Dari kebanyakan mereka yang sampai ke makam
martabat sholat ini secara sebenar-benarnya maka orang yang bersangkutan bila
saja dia akan menunaikan sholat maka belum habis lagi di dalam
takbiratullihram, tubuh jasadnya itu telah gaib dan tidak dapat di lihat lagi
oleh mata zahir manusia dan tidak dapat di rasai bila di sentuh oleh anggota
zahir orang lain. Dengan lain perkataan orang yang sampai ke martabat ini bila
saja takbir di dalam sholat, tentu gaib, dan akan kembali lagi setelah dia
selesai salam dalam sholatnya.
Alangkah
berbahagianya jika kita dapat merasai sendiri kelezatan tersebut. Maka
di sinilah timbulnya khusyuk dan Tawwadu’.
Dengan
demikian tunaikanlah sholat yang benar sehingga kita mengalami sendiri
nikmatnya.
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....