Jangan terjebak dengan kata-kata, sebab kata-kata hanya sebatas
pengantar saja, fokuskan pada maksud yang terkandung dalam kata-kata itu
sendiri, dalam tulisan ini kata sholat dan sembahyang di maksudkan sama.
Adapun kenapa dikatakan lafaz takbiratull ikhram itu dengan lafaz Allahu
Akbar dan bukan melafazkan dengan lafaz yang lain, adalah karena selain
mengambil dari pada ilmu hakekat usul diri ketika Nabi Adam a.s. pertama kali
menilik dirinya berucap Allahu Akbar, juga karena perkataan Allahu Akbar jelas
menyatakan tajalli diri rahasia Allah sehingga dapat ditanggung oleh empat
perkara yaitu : la maujudun ilallah Allahu
Akbar lansung tafadal tergantikanlah diri kita bahwa (Tuhan yang sholat) ini
terbukti dialami spontanitas kerohanian para pesuluk.
Sesungguhnya perkataan dalam ucapan Allahu Akbar
mengisyaratkan kepada martabat sifat, menandakan zat dan sifat sama-sama
saling puji memuji diantara satu dengan yang lain, disamping itu perkataan
Allahu Akbar juga bermaksud untuk menjelaskan bahwa sifat itu tidak boleh
terpisahkan, umpamakan tidak boleh dipisahkan antara manis dengan gula atau pedas
dengan cabe.
Adapun yang dikatakan wudhu adalah mengambil air sembahyang, wudhu
gunanya untuk membersihkan diri sebelum menunaikan sembahyang. Hal-hal wajib
yang harus dilakukan oleh kita ketika mengambil wudhu adalah pertama niat,
kedua membasuh muka, ketiga membasuh tangan, keempat membasuh kepala, kelima
membasuh kaki dan keenam adalah tertib. Hal
ini sesuai dengan firman Allah didalam Al-Quran artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan sholat, maka hendaklah kamu membasuh mukamu, dan
basuhlah tanganmu hingga kesiku dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai
kemata kaki.
Didalam membicarakan sembahyang ini, maka sepantasnya kita
membicarakan hakekat wudhu yang terdiri dari niat, basuh tangan, sapu
kepala dan basuh kaki. Adapun hakekat niat wudhu itu adalah membawa kepada
ketepatan yang bermaksud kepada yaitu : Sebelum kita menunaikan sholat maka
kita haruslah terlebih dahulu menafikan hak kita, sebaliknya hendaklah
mengisbatkan sepenuhnya hak itu kepada Allah semata. Ini sesuai dengan Firman Allah didalam
al-Quran : Surah: Al-Qashash ayat 88 artinya : “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan
apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.
Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan,
dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.
Pandangan Ahli Tasawuf : Tiada
yang wujud hanya Zat-Nya semata-mata, maka setiap sesuatu (yang zahir) adalah
lenyap (tidak sebenarnya) kecuali semua yang zahir itu adalah wajahNya
semata-mata. Dialah yang benar-benar berhak dan kepadaNya haruslah
dikembalikan.
Kita mengisbatkan hidup kita, ilmu kita, pandangan kita,
penglihatan kita, kuasa kita, kata-kata kita, semuanya adalah hak Allah semata
dan bukan sekali-kali hak kita, dan sesungguhnya konsep diatas inilah
pengertian hakekat wudhu yang sebenar-benarnya pada pandangan ahli tasawuf.
HAKEKAT WUDHU
1.
Adapun hakekat membasuh
muka adalah membawa arti bahwa sebelum kita menunaikan sembahyang, kita
haruslah terlebih dahulu membersihkan atau membuang segala sifat–sifat tercela
yang ada pada diri kita. Kita harus membuang segala sifat-sifat mustakbir,
bermegah-megahan, sombong, merasa mulia, merasa besar dan sebagainya pada diri
kita sebelum kita menunaikan sembahyang dan sesungguhnya muka adalah simbol
mukaNya kepada manusia.
2.
Adapun hakekat
membasuh tangan adalah membawa arti bahwa sebelum kita menunaikan
sembahyang kita haruslah terlebih dahulu membersihkan atau membuang dari diri
kita segala sifat-sifat, aku berkuasa, aku orang kuat, aku orang besar, aku
orang …., semuanya di hilangkan dari diri kita dan dikembalikan kepada Allah
s.w.t.
3.
Adapun hakekat membasuh
kepala adalah bermakna sebelum dan ketika kita menunaikan sembahyang kita
haruslah membersihkan segala pikiran kita dengan sifat-sifat syirik dan
mazmumah pada diri kita, haruslah pula membersihkan segala pikiran kita dari
hal-hal yang lain dan pusatkan segala-galanya kepada Allah semata-mata.
4.
Adapun hakekat membasuh
kaki pada pengertian ini adalah berarti kita haruslah membetulkan jalan
perjalanan kita hanya untuk satu tujuan yaitu Allah semata. Kita harus mengarahkan
perjalanan kita hanya kepada Allah semata mata, tidak lagi kejalan-jalan lain
sebelum kita menunaikan sembahyang.
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....