Pentingnya Belajar Ilmu Tasawwuf.
Dahulu Rasulullah berdakwah dimulai dari iman dahulu baru syariat. Iman itu letaknya dihati dan syariat itu letaknya diperbuatan.
Ilmu itu ada dua macam, ilmu bathin dalam hati itu yang sangat bermanfaat.
Apa manfaatnya?
Hatinya tidak mendustakan apa yang Telah dilihatnya." (Qs An'Najm: 11)
Saya umpamakan jika kita berjalan ditempat yang sangat gelap, lalu lewatlah seekor ular. Apakah kita bisa melihatnya? Sudah pasti tidak bisa melihatnya
Begitulah batas kemampuan mata dzahir kita.
Untuk bisa melihat ditempat yang gelap kita membutuhkan alat bantuan misalnya kita membawa lilin. Saat kita jalan dengan diterangi lilin lalu lewatlah seekor ular, apakah kita bisa melihatnya? Sudah tentu kita bisa melihatnya. Kenapa? Karena ada cahaya. Cahaya yang bersinar dari lilin itu.
Cahaya itulah yang bisa membedakan mana itu baik dan buruk salah dan benar.
"...Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati di dalam dada." (Al Hajj: 46)
Cahaya itu letaknya di hati
"Hati orang yang beriman itu bersih, di dalamnya ada pelita yang bercahaya". (HR Ahmad dan Thabrani).
Di dalam hidup kehidupan ini, hati membawa peranan penting. disebabkan hati kita bisa berkasih sayang namun disebabkan hati pula kita bisa memfitnah, menyalah-nyalahkan orang lain padahal kita sendiri salah.
Disebabkan hati, orang bisa berakhlak karimah, bersopan santun, berbudi yang luhur.
Disebabkan hati orang bisa bercerai berai. Disebabkan hati pula kita bisa menegakkan kesatuan dan persatuan.
Namun umat Islam saat ini kebanyakan tidak mempelajari soal hati, akibatnya hatinya kotor, suka membenci, senang marah karena hatinya tidak sabar, mudah diadu domba akibatnya terjadi perang, muncul teroris dll..
Inilah pentingnya ilmu hati, ilmu tasawwuf.
Allah menjadikan tubuh manusia dengan dua kejadian. Yaitu tubuh yang kasar dengan tubuh yang halus. Tubuh yang kasar dikatakan jasad manusia, sedangkan tubuh yang halus dikatakan ruh manusia. Jasad manusia dimengerti sebagai diri yang dzahir, sedangkan ruh manusia dimengerti sebagai diri yang bathin.
Sesuai dengan firman Allah SWT:
"Dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya dzahir dan bathin." (Lukman: 20)
Ingat yang dilihat Allah adalah hati kita.
"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada tubuh dan rupa mu, tetapi Ia akan melihat pada hatimu." (HR. Muslim).
Kalau diri yang dzahir ini berbuat, maka dikatakan amal syariat. Sedangkan kalau diri yang bathin ini berbuat, maka dikatakan amal hakikat.
Bersyariat tanpa berhakikat ibarat tubuh tak bernyawa. Sedangkan berhakikat tanpa bersyariat hukumnya batal tidak sah.
Apa yang dikatakan amal syariat?
Sekarang saya akan tunjukkan mana yang dikatakan amal syariat.
Setiap kita beramal (berbuat) alatnya tiga macam. Yaitu qolbi, qauli dan fikli (hati, ucapan dan perbuatan)
Amal syariat ialah qauli dan fiklinya (ucapan dan perbuatannya). Amal syariat itu dapat didengar dan dapat dilihat. Apa yang diucapkan dapat didengar dan apa yg dikerjakan dapat dilihat.
Jadi jika kita belajar cara membaca dan cara bagaimana sholat, maka itulah yang dikatakan amal syariat (amal dzahir atau amal luar namanya)
Lalu mana yang dikatakan amal hakikat itu? Yaitu qolbi (hatinya)
Saya beri contoh tentang aturan sholat.
Adapun rukun sholat tiga belas perkara yang wajib. Rukun tiga belas takluk sama rukun qolbi, qauli dan fikli.
Rukun qauli takluk pada sifat sama'. Apa yang diucapkan nabi dalam sholat dapat didengar. Ada hadits2nya.
Rukun fikli takluk sama sifat bashar. Apa yang dikerjakan nabi dalam sholat dapat dilihat. Ada hadits2nya.
Lalu hadits Nabi Muhammad tersebut menjadi aturan yang menjadi syariat sekarang.
Sedangkan Rukun qolbi takluk sama ilmu. Apa isi hati Nabi, tidak akan ada yang tahu kalau tidak punya ilmunya.
Jadi fungsi qolbi ialah untuk mengerti apa tujuan dan makna perintah dari Nabi sehingga kita bisa memahaminya.
Jadi amalan qauli, yaitu amalan yang berkaitan dengan lidah. Contohnya: subhanallah, alhamdulillah, membaca ayat, bersholawat, mengucapkan kata-kata yang baik dan lain-lain.
Amalan fikli, yaitu amalan berkaitan dengan tubuh manusia. Contohnya: berdiri, ruku', tawaf, sa'i, dan lain sebagainya.
Kemudian amalan qolbi. Yaitu amalan yang berkaitan dengan hati manusia. Inilah amalan yang tidak dipelajari oleh islam masa kini.
Namun islam zaman sekarang kebanyakan yang dipelajari hanya cara membaca dan cara berbuat. Dalam sholat pun begitu. Yang dipelajari hanya cara berbuat dan cara membaca. Pada akhirnya, tubuhnya sujud dan lidahnya membaca, namun sholatnya tidak menyentuh hatinya.
Ilmu qauli (ucapan) kita pelajari untuk apa? Supaya kita pandai memuji Allah.
Ilmu fikli (perbuatan) kita pelajari untuk apa? supaya tahu tata cara menyembah Allah. Sedangkan ilmu qolbi (hati) kita pelajari untuk apa? Supaya mengenal yang kita puji dan yang kita sembah.
Kalau pelajaran kita hanya sebatas ucapan dan perbuatan, ingatlah Allah tidak bisa dikenal dengan ucapan dan perbuatan. Allah tidak bisa pula dilihat dengan mata kepala. Allah tidak bisa didengar dengan telinga, Allah tidak bisa dirasa dengan lidah dan Allah juga tidak bisa diraba-raba dengan tangan. Baca Juga : Ilmu-pengetahuan-alam-dan-ilmu-sufi
"Dia tidak bisa dicapai oleh penglihatan mata..." (al an'aam: 103). Wallahu a'lam
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....