Cerminan orang mukmin.
Meneruskan post terdahulu tentang sesuatu yang berkaitan dengan hati (Postingan saya yang berkaitan tentang munafik) karena ajaran sufi sangat menekankan tentang bagaimana menata hati dan akhlak, dan keimanan (Mukmin / orang yang beriman) adalah salah satu yang berkaitan dengan hati.
Didalam ajaran tasawwuf islam (Sufi) keimanan / keyakinan itu terbagi menjadi 4 macam.
1. Wajibul Yaqin ãYakin karena diwajibkan.
2. Ilmul Yaqin ãYakin karena belajar dengan ilmu.
3. 'Ainul yaqin ãYakin karena rasa atau menyaksikan.
4. Isbatul Yaqin ãYakin karena pembuktian.
Sebelum membahas lebih jauh tentang 4 macam yaqin / iman, kita harus mengetahui letak iman dan cerminan dari iman.
Iman itu tempatnya di hati, bukan ada dijasad dan bukan perbuatan dzahir, kebaikan kebaikan yang diperbuat oleh dzahir kita belum bisa di katakan perbuatan iman jika tidak keluar dari hati yang benar benar beriman.
Firman Allah :
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari akhir," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman" (QS. Albaqarah:8).
Ayat di atas menerangkan bahwa sebenarnya banyak sekali orang yang mengaku beriman padahal mereka tidaklah beriman disisi Allah.
Sholat dzahirmu, Pakaian jubahmu, Sorbanmu, Gelar hajimu, keustadzanmu, kekiyaianmu, kehabibanmu, dan seluruh jabatan setatus dzahirmu tidak menjamin bahwa engkau sebagai orang yang beriman, selama perbuatanmu masih urusan dzahir, sholatmu, setatusmu sebagai ulama, ustadz, haji, kiyai, habib maka hanya sebatas dzahir saja, tiada arti di sisi_Nya.
Engkau mengaku dirimu sebagai orang yang beriman (Mukmin), namun pengakuanmu itu tiada artinya di sisi-Nya selama hatimu dan segala perbuatanmu tidak mencerminkan orang yang beriman.
Rasulullah bersabda :
âDemi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya perumpamaan orang mukmin itu bagaikan lebah. Lebah itu memakan makanan yang baik-baik dan mengeluarkan yang baik pula. Tidak jatuh tatkala menghinggapi dan tidak mematahkan (Merusak) yang dihinggapiâ (HR Ahmad). Baca Juga : Oh-surga
Itulah mukmin bagaikan lebah, selalu mengeluarkan ucapan dan perbuatan yang baik dan bermanfaat bagi alam dan lingkungan sekitarnya sebagaimana lebah yang mengeluarkan madu yang bermanfaat untuk manusia. Dimanapun mukmin berada, dia tak pernah berbuat kerusakan. Karena buah dari iman yang benar adalah akhlakul karimah, perbuatan amal yang shalih, dan lisan yang baik, ini semua adalah cerminan orang mukmin. Wallahu a'lam
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....