ALAM SEBAGAI GURU

Alam sebagai Guru

Ada ungkapan Alam takambang jadi guru, maksudnya Alam raya yang terbentang luas dengan segala isinya jadikan sebagai guru, ungkapan ini bersumber dari kearifan pendahulu-pendahulu kita yang melihat alam sebagai sebuah guru kehidupan.

Guru bukan hanya dibangku sekolah, atau di majelis, Jangan lupakan guru-guru DIAM disekeliling kita. Alam ini juga adalah guru, Alam punya hakikatnya sendiri-sendiri. Terlalu banyak yang bisa kita pelajari dari Alam ini. Alam adalah para guru yang tidak pamrih atau meminta upah dari setiap pelajaran apa yang bisa kita dapatkan.

Ada banyak pelajaran, ilmu, hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari alam. Manusia adalah bagian dari alam. Manusia juga tunduk kepada hukum alam. Hewan juga bagian dari alam yang tinggal bersama manusia di bumi. Hewan dialam ini juga diciptakan sebagai pelajaran ibarat "Cermin" bagi manusia.

Ungkapan sufi. “Al-‘alam Huwa Allah, Huwa Al-‘alam” » Bahwa alam itu Allah dan Allah itu alam.

Maksud dari ungkapan itu adalah tiada wujud pada hakikatnya melainkan hanya Wujud Allah saja, maka pandang pada Alam ini hanyalah bayangan lagi majazi yang pada hakikatnya tiada.

Artinya pandang Alam dengan pandangan wahdatussyuhud, bahwa Alam ini adalah bagian Af'alnya jua. Tiada terpisah antara Alam dan Khaliq, wujud alam semesta ini hakekatnya merupakan wujud af'al Allah sendiri.

Berkata ibn arabi : Tidaklah anjing dan babi kecuali sesembahan kami. Maknanya adalah ambillah pelajaran dan hikmah dari seekor anjing dan babi.

Belajar dan bergurulah pada Alam.

Wahai diri. Jangan hanya baca Mushaf Alqur'an saja, tapi bacalah Qur'an yang ada didalam diri dan dialam ini. Baca Juga : Iqra

Iman rusak tiada di rasakan,,

Karna qur'an mereka tinggalkan,,

Mengapa qur'an mereka tinggalkan?,,

Karena ilmunya belum di dapatkan,,

Al-quran harus di baca serta diamalkan,,

Mengandung puji serta berkekalan,

Tinggal puji dengan ingatan,,

Kalau tidak tahu mereka kerugian,,

Kerugian itu sangat disesalkan,

Mengenal tuhanNYA banyak ketakutan,

Matinya nanti dalam kesesatan,,

Dicabut nyawanya dengan paksaan,

Adanya iman hanya sebagai hiasan,

Karna ma’rifatnya belum kedapatan.