Memahami Alquran bisa dilakukan oleh siapa saja yang menguasai macam macam bidang ilmu tertentu, misalnya ahli dalam ilmu bahasa Arab, ilmu nahwu shorrof, ilmu tajwid, ilmu qiroah, dsbgnya. Tetapi dalam kajian ilmu hakekat, kita diajak untuk memahami makna yang tersirat dariNya, dengan hati yang bersih, dengan niat berserah diri memohon pencerahan dari hati nurani sehingga Nur Allah nuzul masuk ke dalam hati.
Dalam memahami ayat ayat Alqur'an, kita harus memahami dan menyelami ayat ayatNya untuk menemukan pesan yang tersirat di balik ayat ayat yang tersurat. Agar kita bisa menemukan pesan yang tersembunyi, tidak berhenti pada ayat tersurat saja.
Seperti memahami makna nama nama surat dalam urutan mushaf Alqur'an, tidak semua surat tapi hanya sebagian saja.
Dimulai dengan surat Al Fatihah (Sang Pembuka) Perjalanan manusia yang mau mengenalNya dengan memahami Al fatihah.
Setelah itu kita harus melaksanakan tugas menyembelih Sapi Betina dalam surat (Al Baqarah) Sapi yang dimaksud hanyalah kiasan, hakikatnya adalah sapi yang selalu berada pada setiap diri manusia. Hakikat sapi itulah yang harus disembelih, penyembelihan ini harus dilakukan oleh setiap diri manusia, bukan hanya diperintahkan kepada Bani Israil saja, karena Bani Israil yang dikisahkan itu hanya simbol manusia yang sedang berjalan menuju Tuhan.
Setelah berhasil menyembelih sapi dalam tiap tiap diri itu barulah kita bisa menjadi manusia yang arif seperti surat Ali Imran (QS ali Imran) manusia yang arif dan keluarga yang sangat terhormat yang anak keturunannya menjadi penyebar Ahlakul karimah.
Berikutnya kita sampai kepada surat An Nissa (QS An Nisa). Wanita disini dimaknai sebagai ujian atau tantangan yang bisa melewatinya akan menjadi pemenang atau gagal.
Sang pemenang akan mendapatkan Al Maidah (QS Al Maidah) hidangan dari langit yang diturunkan olehNya. Hidangan bagi pemenang yang dikiaskan dengan istilah kaum Hawariyun yang telah bersumpah kepada Allah dengan sumpah wasyhad bi Anna Muslimun (saksikanlah bahwa kami adalah orang orang yang telah berserah diri).
Dan yang gagal mereka adalah yang mengingkari perjanjian dengan Allah. Mereka tidak lagi menjadi Imran yang arif, melainkan menjadi kelompok Al-An'am (QS Al- An'am) binatang ternak dan menjadi budak hawa nafsu. Mereka tidak mampu memaknai hakikat dirinya yang sesungguhnya diciptakan Tuhan sebagai khalifatullah didunia.
Akhirnya sampai kepada ujung surat An-Naas (QS An Naas) agar diri kita benar benar bisa menjadi manusia Insan Al Kamil. Baca Juga : Syaikh-siti-jenar-tentang-paham
Wallahu A'lam
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....