HAKEKAT SHOLAT
Segala penjabaran di dalam tulisan
ini terlampau berat untuk dipikul dan dipahami bagi mereka yang tidak mempunyai
dasar dalam bidang pengajian Ilmu Hakekat dan Makrifat.
Apabila seseorang yang memilih Islam sebagai cara hidupnya, maka
menjadi kewajibannya untuk menunaikan rukun Islam yang kedua
yaitu Sholat. Sesungguhnya tidak lengkap seseorang yang beragama Islam
tidak menunaikan sholat, di samping itu perlu dijelaskan bahwa sholat
adalah menjadi tiang utama pada “bangunan” Islam itu
sendiri. Ini berarti tanpa sholat maka sudah barang tentu runtuhlah Islam itu
sendiri.
Menyadari hakekat ini maka semua orang Islam menunaikan sholat,
di mana saja kita berada, kita mendapati orang yang beragama Islam yang
menunaikan sholat. Namun jarang sekali di kalangan umat Islam yang meluangkan
waktunya untuk mengkaji hakekat dan pengertian sholat tersebut, sebaliknya
mereka menerima sholat tersebut dengan
cara ikut-ikutan daripada orang tua dan masyarakat sekitarnya.
Didalam menguraikan pengertian sholat (sembahyang) kebanyakan
daripada para ulama syariat akan mentarifkan sembahyang (sholat) sebagai suatu
ibadah yang bermula dengan niat dan berakhir dengan salam dengan mengikuti
syarat dan rukunnya. Selain itu ada juga menafsirkan sholat (sembahyang)
adalah sembah Yang Maha Kuasa,
sembah Yang Maha Besar, sembah Yang Maha Pemurah dan Penyayang dan sebagainya.
Seandaianya sholat dapat diartikan sebagai sembah Yang
Maha …, maka dapatlah disimpulkan setiap penyembahan sudah tentu ada yang
menyembah dan ada pula yang kena sembah, jadi apakah di dalam Islam juga
terdapat suatu yang bernama penyembahan?. Di samping itu perlu diingatkan
tiap-tiap ada yang menyembah,
maka sudah tentu ada yang kena sembah di hadapan penyembah. Justru
itu, apakah boleh kita beriktikad Allah s.w.t itu ada dihadapan orang yang
menyembah? Lagi pula kalaulah sholat boleh ditafsirkan sebagai menyembah, maka
apakah agama Islam pun sama dengan agama lain?
Seandainya agama yang bukan Islam menyembah patung yang
ada di hadapan mereka, maka bagaimana dengan Islam, apakah Islam menyembah yang
gaib di hadapannya?, Jadi permasalahannya adalah apakah perbedaan Islam
dengan bukan Islam. Kalau Islam menyembah yang gaib dan bukan Islam
menyembah yang tidak gaib.
Berdasarkan ini semua jelaslah sholat (sembahyang) bukan
sekali-kali boleh ditakrifkan sebagai sembah seperti yang dipahami oleh
kebanyakan orang dewasa ini. Oleh karena itu, sebaiknya kita mau mengkaji dan
memahami hakekat sholat itu sendiri, supaya kita terlepas dari golongan manusia
yang menerima sesuatu pemahaman agama secara ikut-ikutan nenek moyang seperti
yang pernah dilakukan oleh kaum jahiliah sebelum zaman Rasulullah s.a.w.
Seperti firman Allah Taala didalam Al Quran Surah : Al Anbiyaa
ayat : 53
Artinya : Mereka
berkata kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya (lalu kamipun ikut
menyembahnya).
Adapun hakekat sembahyang itu adalah berdiri menyaksikan diri
sendiri.
Sembahyang untuk meyaksikan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada kita
hanyalah Allah s.w.t. (diri bathin) dan Muhammad itu adalah diri zahir kita
yang membawa dan menanggung rahasia Allah s.w.t.
Adapun hakikat sembahyang itu terkandung didalam Al Fatihah
yaitu ALHAMDU = segala puji bagi Allah.
Karena sembahyang yang diterima oleh Rasulullah s.a.w. ketika
Isra’ Mikraj itu berhakekatkan perkataan “Alhamdu”, karena
mengambil hakikat perkataan pertama lembaga Adam a.s., setelah Jibril
memasukkan roh (diri bathin) Adam a.s., dimana saat roh tersebut
sampai ketahap dada lembaga Adam pun terus coba berdiri dan bersin dengan
berkata : Alhamdulillah ……
Artinya :
Segala puji bagi Allah s.w.t dan atas
dasar itulah Nabi Besar Muhammad s.a.w. menerima perintah sholat dari Tuhannya
berdasarkan….
Adapun hakekat sembahyang sesungguhnya berhakekat …
Bermula huruf itu adalah … hakikat niat sembahyang kita. Huruf
… itu adalah hakikat berdiri. Huruf …. Itu adalah hakikat duduk
diantara dua sujud sebab itulah sembahyang kita tidak mempunyai persamaan
dengan sembahyang agama-agama lain.
Adapun perkataan Alhamdu artinya memuji, yang di puji
adalah zat, sifat, asma dan apaal Allah s.w.t.
Sebagai firman Allah s.w.t. didalam Hadis Qudsi : Al insanu
sirrihi wa anna sirruhu Artinya : Manusia itu adalah rahasia-Ku dan akulah rahasianya.
Perkataan pertama didalam sholat adalah dengan kita
berkata Allahu Akbar yaitu didalam Takbiratul-Ikhram,
kita berkata demikian karena mengambil kata yang terucap dari Adam a.s. dikala
sempurnanya roh yaitu diri rahasia Allah s.w.t. dimasukan kedalam tubuh
lembaganya, kemudian Adam a.s. pun berdiri menilik dirinya yang elok dan
terus baginda berkata : Allahu Akbar.
Adapun hakikat rukun sembahyang itu adalah 13 perkara. diambil
dari jumlah sendi besar manusia yang bergerak dan menyebabkan manusia dapat
beraktivitas.
Sendi-sendi tersebut adalah seperti berikut :
Sendi LeherSendi Bahu KananSendi Lengan KananSendi Tangan
KananSendi Bahu KiriSendi Lengan KiriSendi Tangan KiriSendi Paha KananSendi
Paha KiriSendi Lutut KananSendi Kaki KananSendi Lutut Kiri dan Sendi kaki Kiri.
Artikel Bersambung
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....