Abu Jafar Ahmad bin Mahdi bin Rustam adalah seorang sufi kaya, yang sering mendermakan kekayaanya untuk kepentingan ilmu.
Di Baghdad, ia dikenal luas karena kebaikannya juga untu seorang perawi banyak hadis yang meriwayatkan hadist-hadist itu lengkap dengan sanadnya. Disebutkan selama 40 tahun ia tidur tanpa kasur. Ia wafat Tahun 272 Hijriah.
Hari Itu Ahmad bin Mahdi kedatangan seorang tamu perempuan. Perempuan itu berkata : "Aku anak perempuan dari orang tua biasa. Aku dilanda musibah. Aku mohon padamu, atas nama Allah, TUTUPILAH AIBKU".
Apa musibahmu ? tanya Ahmad bin Mahdi. Perempuan itu menjawab : "Sungguh aku membenci diriku. Aku sekarang Hamil. Aku ceritakan pada orang-orang engkaulah suamiku, dan hamil ini darimu. Tolong jangan mempermalukan aku. Tutupilah aibku, semoga Allah menutupimu".
Perempuan itu tampak malu dan kikuk, sementara Ahmad bin Mahdi duduk Termenung. Singkat cerita, beberapa minggu kemudian, perempuan itu melahirkan dirumah Ahmad. Serombongan penduduk kampung halaman perempuan itu, datang beserta imam mereka untuk mengucapkan selamat.
Ahmadpun menyambut mereka, menunjukan rasa senang dan bahagia kepada mereka. Ahmad menyerahkan uang dua dinar kepada Imam Mahillah itu dan berkata : "Aku dan dia sudah bercerai.
Tolong berikan uang ini pada pada perempuan itu untuk dibelanjakan untuk keperluan anaknya". Sejak itu, Ahmad terus mengirim uang dua dinar tiap bulan melalui Imam untu keperluan sang bayi. Bulan berganti Tahun, hingga tak terasa sudah bertahun tahun.
Dan Ahmad tak pernah telat mengirim uang belanjanya walau seharipun. Hingga suatu hari, Imam dan jamaah dari kampung itu kembali menemui Ahmad untuk menyatakan belasungkawa dan mengabari bayi itu telah wafat. Ahmad-pun menampakkan rasa sedihnya, pasrah ridho atas takdir Allah.
Malam itu selang satu bulan dari kematian sang bayi perempuan itu kembali menemui Ahmad. Ia membawa sekantong besar dinar. Ia ingin mengembalikan dinar yang dikirim Ahmad selama bertahun-tahun itu.
Sambil memohon-mohon, ia menyerahkan kepada Ahmad. Ahmad berkata : "Dinar-dinar ini adalah tali kasihku untuk sang bayi. Sekarang telah menjadi milikmu, karena engkau yang merawatnya. Silakan Kau gunakan sesukamu".
Ahmad tak mau menerima sedikitpun. Perempuan itupun kembali mengambil dinar. Ia pamitan sambil berkata : "Semoga Allah menutupimu sebagaimana engkau telah menutupi aibku".
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....