MARTIN COOPER BAPAK TELEPON SELULER

 
SEPULUH PERBUATAN BURUK DALAM DUNIA KERJA  

Martin Cooper: “Bapak” Telepon Seluler, Pengembang Telepon Nirkabel
Jika ditanya siapakah penemu pesawat telepon, kemungkinan besar Anda dengan lantang akan menjawab Alexander Graham Bell (meskipun belakangan mulai banyak yang melakukan koreksi dengan menyatakan bahwa penemu pesawat telepon sebenarnya adalah Antonio Meucci).  Namun diyakini, banyak orang tidak akan bisa menjawab dengan cepat jika pertanyaan berikut diajukan, “Siapakah penemu pesawat telepon seluler?”Jawabannya adalah Martin Cooper. Martin Cooper, yang memiliki nama panggilan Marty, adalah seorang insinyur asal Amerika Serikat. Dia lahir di Chicago, Illinois, pada tanggal 26 Desember 1928 yang artinya usianya sudah genap 88 tahun.
Pesawat telepon seluler yang dikembangkan oleh Marty pertama kali dioperasikan pada bulan April tahun 1973 dan dia sendiri yang mendapatkan kehormatan untuk melakukan hal tersebut.
Uniknya, panggilan pertama yang dilakukan oleh Marty menggunakan telepon seluler temuannya tersebut ditujukan kepada rival abadinya, Joel Engel, yang bekerja sebagai kepala insinyur jaringan di AT&T (American Telephone & Telegraph Company). Marty sendiri saat itu bekerja di Motorola.
Panggilan tersebut dilakukan di tepi sebuah jalan besar di New York, disaksikan oleh ratusan jurnalis yang siap mengabadikan dan menuliskan berita tentang momen bersejarah tersebut.
Dengan senyumnya yang khas dan menawan, Marty mengenang kejadian tersebut sambil bercerita bahwa ada keheningan yang cukup lama terjadi saat Joel Engel mengangkat telepon dari Marty. “Saya yakin saat itu Joel Engel pasti mengertakkan giginya,” kata Marty. “Saat itu, secara pribadi saya mengabarkan padanya bahwa saya telah mengalahkannya dalam perlombaan membuat telepon seluler,” imbuh Marty. Dan sejarah memang terukir. Sejak saat itu, dunia telekomunikasi mengalami perkembangan yang jauh lebih cepat.
Jika kisah hidup para penemu dibandingkan, pasti bisa ditarik benang merah yang menjadi persamaannya. Secara umum, mereka adalah orang-orang yang berpendidikan dan pendidikan yang diambil pun memiliki bidang ilmu yang sama dengan barang yang mereka ciptakan.  Bukan berarti tidak ada, namun sangat jarang ada penemu yang tidak memiliki pendidikan yang memadai atau berasal dari bidang ilmu yang sama sekali berbeda dengan benda yang diciptakannya.
Marty pun termasuk golongan penemu yang “umum” tersebut. Marty adalah sarjana teknik elektro dari Illinois Institute of Technology (IIT) di Chicago. Dia menamatkan pendidikannya pada tahun 1950.
Setelah lulus, Marty dikirim ke medan perang sebagai bentuk pengabdian negara dan saat itu dia dikirim sebagai pasukan perang Amerika Serikat di Perang Korea (1950 – 1953). Sekembalinya dari medan perang, Marty kemudian bekerja di Teletype Corporation.
Namun hanya sebentar saja dia di sana dan dia kemudian hijrah ke Motorola pada tahun 1954. Lokasi kantor Motorola ini ada di Schaumburg, Illinois. Oleh Motorola, Marty diberi kesempatan untuk melanjutnya studinya. Dan pada tahun 1957, dia berhasil meraih gelar master di universitas yang sama saat meraih gelar sarjananya.
Di Motorola, Marty banyak dilibatkan dalam berbagai proyek pengembangan alat-alat komunikasi nirkabel. Prestasi pertama yang diraihnya adalah penemuan lampu lalu lintas (traffic light) yang dikendalikan oleh radio control. Bahkan Marty mematenkannya pada tahun 1960.
Hasil tangan dingin Marty yang lain adalah radio komunikasi polisi yang bersifat portabel. Radio komunikasi portabel tersebut mulai diperkenalkan pada tahun 1967 dan setelah itu makin banyak dipergunakan oleh kepolisian Amerika Serikat.
Pada awal tahun 1970, Marty mulai mengepalai divisi sistem komunikasi Motorola dan konsentrasinya mulai tercurah penuh untuk mengembangkan telepon mobile. Sebenarnya, telepon bergerak telah mulai diciptakan pada tahun 1946 oleh AT&T. Hanya saja, saat itu cuma tersedia 11 atau 12 kanal yang dapat melayani komunikasinya sehingga pengguna seringkali harus menunggu giliran cukup lama untuk bisa menelepon. Dan yang lebih parah lagi, telepon tersebut harus diberi tenaga dengan baterai sebesar aki mobil.
Maka, pada saat itu telepon bergerak bukanlah telepon bergerak yang benar-benar bisa dibawa ke mana-mana, melainkan terpasang pada mobil. Sebagian besar dari kita mungkin mengetahui bentuk dan penggunaan telepon mobil ini melalui film-film seri tahun 80-an hingga 90-an.
Pada tahun 1947, AT&T melalui penelitian yang dilakukannya memaparkan bahwa untuk bisa menampung pengguna yang lebih banyak, area layanan komunikasi yang terlalu luas dapat dipecah-pecah menjadi area yang lebih kecil dan disebut dengan sel (inilah asal muasal mengapa telepon bergerak disebut juga telepon sel atau seluler). Hanya saja untuk dapat melakukan hal tersebut, dibutuhkan cakupan frekuensi yang lebih luas dan belum tersedia pada saat itu.
Di tahun 1968, AT&T mulai melobi pemerintah untuk dapat menggunakan sebagian frekuensi UHF yang saat itu digunakan sebagai sarana penyiaran televisi, demi mengembangkan layanan telepon mobilnya.
Motorola rupanya “keder” juga dengan kemajuan yang diraih AT&T sehingga mendorong Marty untuk lebih cepat lagi dalam mengembangkan telepon seluler. Lebih daripada itu, telepon seluler tersebut haruslah benar-benar bisa bergerak tanpa harus “terikat” dengan sebuah mobil.
Marty menyadari betul bahwa sebuah telepon seluler memang seharusnya bersifat personal, “terikat” pada pribadi seseorang, bukan pada mobil, meja, atau rumah. Telepon yang dibayangkan oleh Marty ini oleh banyak pihak dianggap terinspirasi oleh Communicator milik Kapten James Kirk di film Star Trek, meskipun Marty lebih suka mengakui bahwa dia terinspirasi oleh telepon jam tangan milik Dick Tracy (tokoh komik).
Penelitian yang dikepalai oleh Marty memberikan hasil pada tahun 1973 dan produk telepon seluler pertama yang dihasilkan adalah Motorola DynaTAC 8000X. Dan pukulan telak langsung dilayangkan oleh Marty kepada pesaingnya dengan meneleponnya menggunakan telepon seluler tersebut, seperti diceritakan di awal artikel ini.
Nama DynaTAC sendiri merupakan singkatan dari DYNamic Adaptive Total Area Coverage. Motorola DynaTAC 8000X memiliki berat sekitar satu kilogram dengan panjang 25 cm sehingga sering dijuluki telepon batu bata. Ada pula yang menyebutnya sebagai telepon sepatu, entah dengan alasan apa.
Porsi terbesar yang menyumbangkan bobot telepon tersebut adalah baterai. Baterainya itu pun hanya bisa digunakan untuk menelepon selama 20 menit sebelum perlu diisi ulang kembali selama 10 jam! Menurut Marty, kapasitas baterai yang hanya bisa digunakan selama dua puluh menit tidaklah menjadi masalah karena hampir tidak ada orang yang mampu memegang telepon seberat itu dalam jangka waktu lebih dari dua puluh menit.
Butuh Sepuluh Tahun. Motorola DynaTAC 8000X masih mengalami pengembangan lebih lanjut sebelum kemudian benar-benar dipasarkan pada tahun 1983. Jadi ada selisih waktu selama sepuluh tahun antara pertama kali sebuah telepon seluler digunakan hingga siap diproduksi masal. Namun saat telah memasuki produksi masal, bobot DynaTAC 8000X berhasil dikurangi sehingga tinggal setengahnya saja.
Harga DynaTAC 8000X pada tahun 1983 tersebut adalah US$3.995. Mengikuti kurs pada saat itu (US$1 = Rp970) harga DynaTAC 8000X dalam rupiah adalah Rp3.875.150,-. Sebagai pembanding, harga BBM jenis premium pada tahun 1983 adalah Rp150,- per liter dan harga emas pada saat itu sekitar Rp12.000/gram. Saat artikel ini ditulis, harga emas (Antam) berada pada level Rp599.000/gram. Meskipun relatif mahal, penjualan DynaTAC 8000X tergolong sukses.
Berkat prestasinya, Marty kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden Motorola sekaligus sebagai direktur penelitian dan pengembangan. Jabatan tersebut diembannya pada tahun 1978 hingga 1983.
Pada tahun 1983, tahun yang sama dengan produksi masal DynaTAC 8000X, Marty justru meninggalkan Motorola dan mendirikan perusahaan bernama Cellular Business Systems, Inc (CBSI) yang bergerak di layanan pembayaran untuk telepon seluler.
Pada tahun 1986, CBSI dijual ke Cincinnati Bell sebesar US$23 juta dan Marty mendirikan perusahaan lagi bernama Dyna. Dyna didirikan bersama dengan istrinya, Arlene Harris. Perusahaan ini menjadi induk bagi beberapa anak perusahaan lain seperti ArrayComm (yang mengembangkan peranti lunak untuk sistem nirkabel) dan GreatCall (yang menyediakan Jitterbug, sebuah telepon seluler minimalis yang ditujukan untuk para manula).
Berkat penemuan-penemuannya, Marty menerima penghargaan Charles Stark Draper Prize dari National Academy of Engineering pada tahun 2013. Kegigihan dan prestasi Marty membuktikan bahwa tidak ada yang tidak bisa diraih selama kita memiliki kemauan kuat untuk menggapainya.


Comments

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Kirim E-mail anda dapatkan artikel berlangganan gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SIULAN TRIBUN MANIA ||| siulantribunmania@gmail.com

☇POPULAR POST

MAN ARAFAH NAFSAHU FAKAD ARAFAH RABBAHU

AL-GHAZALI DAN JIDAT HITAM

SELAMAT ULANG TAHUN , OM CHARLES!

JALALUDDIN RUMI MENGGAPAI CINTA ILAHI DENGAN MENARI

KATA PENGANTAR : APA ITU BLOGGER DAN LATAR BELAKANG SEJARAHNYA

👀FOLLOWERS