PEMUDA ITU BERTANYA GURU SEJATI

Ada pemuda yang bertanya : Maaf Syaikh mau nanya guru sejati itu siapa ya??? Terus ilmu sejati itu apa???

Jawab : Guru sejati ialah Allah itu sendiri secara Haqiqat Nya, tapi jangan tertuju langsung pada Allah, karena nuzulnya berlapis lapis, maksudnya bukan langsung tertuju kepada Allah, Ibarat lautan Allah adalah titik yang menyebabkan gelombang, gelombangnya menjadi ombak yang banyak dan berakhir pada buih dipantai.

Jika digambarkan seperti ini. Zattulhaq = Allah / Nur Allah > Nur Muhammad > Nur Insan. Nuzul kedalam qalbu Nurani.

Jadi guru sejati ada didalam qalbumu sendiri, tapi bukan berarti kamu berguru pada dirimu sendiri, tapi pencariannya bermula pada qalbumu sendiri, Tetap harus ada guru nyata terlebih dahulu untuk mengajarimu, Tanpa bertemu dengan guru nyata nanti takutnya berguru dengan setan, setelah bisa bertemu dengan guru yang sudah mencapai Insanulkamil atau Nur Muhammad yang nyata, maka dirimu bisa dibimbing oleh Ruh Ruh dari para guru terdahulu yang berada dibawah qidamnya Nur Muhammad yang ghaib, ini adalah pengertian Fana Fi Rasul.

Lalu yang dimaksud Ilmu sejati ya ilmu ma'rifatullah dengan mengenali hakikat diri.

Dan ada juga yang bertanya dengan pertanyaan yang sama : Assalamualaikum wrwb, salam santun, membaca tulisan mas arya saya memberanikan diri untuk bertanya apakah yang di maksud guru sejati itu diri kita sendiri / jiwa kita sendiri apakah itu adalah kebenaran yang sesungguhnya?

lalu apa perbedaanya dengan jiwa? Maaf mas apakah jiwa itu sisi gelap kita? Kalau berkenan saya minta di jelaskan terimakasih

Jawab : Jiwa itu kata lain dari ruh yang maknanya sama. Jiwa itu ibarat Bulan Purnama yang mempunyai dua sisi. Terang dan gelap. Dan Guru sejati bukan berarti kamu berguru pada dirimu sendiri, tetap kamu harus mencari guru sebagai pembimbingnya untuk lebih jelasnya maksud Guru sejati lihat penjelasan diatas. Terkadang ada juga orang yang pemikirannya sama dengan guru terdahulu ibaratnya dia adalah titisan guru terdahulu, itu artinya beliau telah dibimbing Ruh yang sama dengan Ruh guru terdahulu.

Ada yang berkata : Kenapa tuan menulis seperti ini. apakah tuan tidak mengkaji silsilah ke ilmuan tasawuf? Mohon penjelasan.

Jawab : Orang seperti ini ibarat orang yang punya mata bisa melihat tapi buta, sudah jelas tulisanku ada kalimat "guru" jadi tetap belajar pada guru, kalau di ajaran sufi berguru pada guru mursyid yang mempunyai silsilah keilmuan yang sampai pada Rasulullah.

Maksud kata :
"Belajar tasawwuf itu bukanlah dimana atau kemana, namun belajarnya itu didalam hatimu sendiri. adapun guru, kitab dan semuanya adalah sarana penunjang saja. belajar yang sesungguhnya tetap ada didalam hatimu sendiri.
“Guru hanya mengantarkan dirimu didepan pintu, tapi kamu harus masuk sendiri.”

Maksud dari tulisanku ini bukan berarti membuang peran guru, guru tetap dibutuhkan dalam bimbingan tapi kefahaman itu tetap ada pada hatimu sendiri. Percuma kamu sekolah sampai keluar negeri jika kamu tidak faham pada ilmumu, dan hakikat ilmu itu ialah jika ilmu itu sudah meresap kedalam hatimu, pada perilakumu, jadi yang dikatakan orang berilmu itu bukanlah seberapa tinggi keilmuannya, seberapa banyak gelarnya, tinggi keilmuannya tapi masih suka mencela orang lain, suka memandang rendah, dan mencari kesalahan orang lain, berarti ilmunya tidak dalam. Pepatah mengatakan air beriak tanda tak dalam.

Zikir terus ya biar hatimu bersih dan Allah membukakan kefahaman padamu, kalau tidak, maka kamu akan menjadi orang yang selalu bertanya terus, tidak faham faham, apa apa musti minta dijelasin. 

Dalam perjalanan belajar, mungkin, kamu akan berjumpa dengan banyak guru, Dan akhirnya dirimu merasa cocok dengan satu guru saja, Saking cocoknya kami hanya mengidolakan satu guru itu saja, padahal masih banyak guru guru lainnya yang mungkin dekat dengan tempatmu berada, yang bisa diambil pelajaran dan keilmuannya dari guru tersebut. Baca Juga : Mencari-ilmu-titik-ba

Dan jangan melupakan pembelajaran dari guru-guru yang lainnya juga, guru diam yang pernah saya tulis di judul "Alam takambang jadi guru" Yang penting dalam perjalanan hidup ini adalah guru yang terhebat yang mungkin kurang anda perhatikan pelajarannya adalah pengalaman dalam kehidupan anda sendiri. Wallahu a'lam.


Comments

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Kirim E-mail anda dapatkan artikel berlangganan gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SIULAN TRIBUN MANIA ||| siulantribunmania@gmail.com

☇POPULAR POST

MAN ARAFAH NAFSAHU FAKAD ARAFAH RABBAHU

AL-GHAZALI DAN JIDAT HITAM

SELAMAT ULANG TAHUN , OM CHARLES!

JALALUDDIN RUMI MENGGAPAI CINTA ILAHI DENGAN MENARI

KATA PENGANTAR : APA ITU BLOGGER DAN LATAR BELAKANG SEJARAHNYA

👀FOLLOWERS