Sebelum kita memulai
sholat terlebih dahulu kita fahami akan ETIKA & PEGANGAN dalam sholat itu
karena ini amat PENTING bagi kita. Tanpa pengertian ini, sholat kita HAMBAR
tidak akan diterima oleh Allah dan tidak diakui oleh Nabi Muhammad SAW.
Sabda Nabi :
“Shollu kama roai tumuni
usholli”
Sholat-lah kamu
sebagaimana kamu lihat aku sholat
Perkara perkara itu
adalah :-
1. AHDAH
Kita hendaklah mengerti
bahwa DZAT YANG QODIM itulah DIRI BAGI MUHAMMAD (ruh) karena AHDAH itulah
MARTABAT DZAT atau MUHAMMAD AWAL (Ta’ain Awal)
2. WAHDAH
Sesungguhnya SEGALA
PERBUATAN dan KEJADIAN itu DARI NUR MUHAMMAD … DIRI bagi ADAM (Tubuh) karena ia
adalah MARTABAT TA’AIN TSANI .. SIFAT bagi DZAT.
3. WAHDIAH
PENGAKUAN kita pada
Allah karena MENERIMA JASAD, hakekatnya ialah QUDRAT & IRADAT Allah jua didalam
sholat itu atau dengan kata lain YANG SEMBAHYANG ITU adalah RUH atau DZATUL
BUKTI. Hilangkan perasaan kita pada pebuatan kita. YANG ADA HANYA DIRINYA
semata-mata.
“La failun filsolati
bihakikati illallah”
Tidak ada perbuatan
dalam sholat itu melainkan Allah.
4. MI’RAJ
Sewaktu kita
takbiratulihram ALLAH HU AKBAR maka yang naik atau MI’RAJ ialah QUDRAT &
IRADAT Allah jua beserta naiknya NAFAS kita . Maka hilanglah UJUD kita pada
UJUDNYA dibawa WAHDATUL AF’AL.
5. IHRAM – TERCENGANG
Hilang perasaan kita
ketika mengatakan ALLAH HU AKBAR, fana’kan perasaan kita sampai kepada LA
HAULAWALA QUWWATA ILLA BILLAHI ALIYYU ADZIM.
6. TUBADIL – TERGANTI
Gantikan pakaian dzahir
atau perbuatan dzahir dengan perbuatanNYA. Jadi yang sholat itu adalah DIA juga
pada hakekatnya.
7. MUNAJAT – PERMOHONAN
Yang meminta itu adalah
sebenarnya QUDRAT IRADATNYA jua…maknanya
diri kita bermunajat dengan HAKEKATNYA.
SHOLATKU YANG HAKIKI…..
Orang lain SEMBAHYANG.
Aku tidak. Aku SHOLAT.
Orang lain sembahyang
MENYEMBAH TUHAN yang entah dimana untuk mendapatkan pahala dan surga,
menjauhkan dosa dan neraka.
Aku tidak. Aku sholat
untuk meng-usul Diriku. Aku sholat untuk menyaksikan dan me-nyata-kan DIRI
HAKIKIku yaitu Allah yang meliputi seluruh diriku sebagai manusia. perkara
dosa, pahala, surga dan neraka adalah Hak Allah bagiku, bukannya hak aku.
Orang lain sembahyang
Rukunnya 13. Aku sholat Rukunku 14. Aku sholat dengan Wudhu Sempurna.
Orang lain berwudhu
untuk bersihkan diri. Aku wudhu’ untuk Me-nafi-kan diri dan Meng-iya-kan
(Isbatkan) Diri Hakikiku yaitu Allah Tuhanku.
Orang lain QIAM dengan
coba mematikan diri mereka yaitu mematikan hawa nafsu. Aku pun QIAM dengan :-
1. Mengucap Dua Kalimah
Syahadah DIDALAM HATI bukan dengan suara mulutku dengan mentasdiqkan Tiada Tuhan
Melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu Pesuruh Allah.
2. Kemudian aku mengucap
Kalimah itu buat kali keduanya dengan cara yang sama dengan mentasdiqkan :
Bahwa tiada apa yang NYATA didalam diriku melainkan DIRI HAKIKIku yaitu Allah
semata-mata dan Akulah Muhammad penyampai HAQ ALLAH kepada seluruh Jasadku.
3. Aku bersyahadah buat
kali ketiga dengan mentasdiqkan : Bahwa Yang Wujud dialamku dan Alam maya ini
hanyalah Allah semata-mata.
4. Aku teruskan Qiamku
dengan BERSALAWAT kepada Baginda Rasullullah dengan bertasdiq bahwa Dialah asal
usulku , bapak kepada Nyawaku dan beliaulah sebenar-benarnya Diri Hakikiku itu
yaitu yang menamakan Dirinya Allah. Dialah Sifat Agung Allah Yang Rahasia yaitu
Diri Rahasiaku.
Didalam Qiam aku
BERHAUQALAH dan aku nyatakan penyerahan aku kepada Diri Hakikiku yaitu Allah :
Ya Allah masukkanlah
wujud Jasadku kedalam Wujud Batinku dan masukkanlah Wujud Batinku kedalam
DzatMu semata-mata Ya Allah setiap detik dan ketika dalam hidupku dunia
akhirat. Aku serahkan apa yang ada padaku kepadaMu dan engkau serahkan pula apa
yang ada padaMu kepadaku. Aku adalah kepunyaan Engkau sepenuhnya.
5. Aku memang berniat
untuk Sholat. Namun aku nyatakan Niatku itu dengan melafazkan didalam hati : Ya
Allah, aku sholat ……. zohor ….. empat rakaat untuk MENG-USUL, ME-NYAKSI-KAN dan
ME-NYATA-KAN DIRI HAKIKIku YAITU ENGKAU karena Engkau juga Ya Allah. Jadi orang
lain menyatakan niatnya dengan lafaz yang disuarakan mulutnya. Aku tidak,
karena hatiku yang berkata aku sholat ……
6. Orang lain sembahyang
dengan menyuarakan TAKBIRATUL IHRAM, Allah Hu Akbar. Aku tidak. Aku hanya
menyuarakan Allah. Didalam HU, aku MI’RAJ kealam asalku yaitu ALAM LAHUT dengan
menyerahkan wujudku kedalam Wujud Allah semata-mata. Kemudian aku turun dari
Mi’rajku menuju keseluruh Alam tubuhku dengan Kebesaran AKBAR. Aku simpan Allah
Hu Akbar di baitullah Mukminku didalam Jantungku.
7. Orang lain sembahyang
BERKIBLATKAN BAITULLAH di Mekah. Aku tidak, aku cuma menghadapkan wajahku
kearah Kaabah. Aku berkiblatkan Diri Hakikiku yaitu Allah yang meliputi diriku.
Aku memandang wajahku sendiri.
8. Orang lain sembahyang
dengan membaca apa apa yang perlu dibaca dengan mulut dan lidahnya yaitu dengan
suara dzahir. Aku tidak. Diri Hakikiku membaca didalam hatiku. Aku hanya
mendengar dan memperhatikan saja.
9. Didalam sembahyang,
orang lain memberi salam kepada entah siapa. tapi aku tidak, Aku tahu kepada
siapa aku tujukan salamku. Aku tujukan kepada Diri Batinku yaitu DZATULHAQ
yaitu Aku yaitu Dzat Allah dan aku juga tujukan salam itu kepada SIFATUL HAQ
yaitu Diri Dzahirku yaitu aku yaitu Sifat Allah.
10. Aku mengakhiri
MUNAJATku dengan Kalimah Syahadah dan Salawat Nabi. Aku sadar wudhu’ itu
pemisahan sementara antara Diri Dzahirku dengan Diri Batinku sementara Sholat
itu Penyatuan semula kedua-duanya menjadi Esa dengan Dzat, Sifat, Asma dan
Af’al Allah Tuhanku. Aku sudah TIADA, senantiasa TIDAK ADA karena YANG ADA
HANYA DIRI HAKIKIKU yaitu ALLAH Tuhanku, Tuhan diriku dan Tuhan Rabbul Alamin.
ITULAH SHOLAT HAKIKIKU …
dan orang akan mengatakan Islam macam apakah aku ini..? karena tidak sembahyang…, Ya..! memang aku sudah berhenti sembahyang
sebab aku SHOLAT. Biarlah orang
mengatakan aku asalkan jangan aku mengatakan orang.
HAKEKAT SEMBAHYANG (
Sholat )
Berdiri menyaksikan diri
sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri, bahwa tiada yang nyata pada
diri kita hanya diri bathin (Allah) dan diri zahir kita (Muhammad) adalah yang
membawa dan menanggung rahasia Allah SWT.
Hal ini terkandung dalam
surat Al-Fatehah yaitu :
Kalimat alhamdu ini
diterima ketika rasulullah isra’ dan mi’raj dan mengambil pengertian akan
hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Yaitu : Adam AS. Tatkala Roh
(diri bathin) Adam AS. Sampai ketahap dada, Adam AS pun bersin dan berkata
alhamdulillah artinya : segala puji bagi Allah
Apa yang di puji adalah :
Zat (Allah)
Sifat (Muhammad)
Asma’ (Adam)
Af’al (Manusia)
Jadi sembahyang itu
bukan sekali-kali berarti :
Menyembah, tapi suatu
istiadat penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu adalah
diri Allah semata.Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan
menanggung rahasia Allah SWT. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia
Allah semata serta.. tiada sesuatu yang kita punya : kecuali Hak Allah semata.
Sesuai dengan firman
Allah dalam surat Al-Ahzab 72
Inna ‘aradnal amanata
‘alas samawati wal ardi wal jibal fa abaina anyah milnaha wa’asfakna minha
wahamalahal insanu.
Artinya : “sesungguhnya
kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi
mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup,
lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”
Dan karena firman Allah
inilah kita mengucap :
“Asyahadualla Ilaaha Illallah
Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
Yang berarti :
Kita bersaksi dengan
diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah
Semata dengan tubuh zahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan
menjaganya sampai dengan tanggal yang telah ditentukan.
Manusia akan berguna
disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal
dirinya sendiri.
Karena bila manusia
dapat mengenal dirinya, maka dengan itu pulalah ia dapat mengenal Allah.
Hadits Qudsi :
“MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT
ARAFA RABBAHU”
Artinya :
Barang siapa mengenal
dirinya maka ia akan mengenal Allah
ALIF ITU ARTINYA : NIAT SEMBAHYANG
LAM ITU ARTINYA : BERDIRI
HA ITU ARTINYA : RUKU’
MIM ITU ARTINYA : SUJUD
DAL ITU ARTINYA : DUDUK
atau bisa juga kalau di
kias lagi jadi Empat :
Berdiri (alif=jalalullah),
Rukuk (lam awal=jamalullah),
Sujud (lam akhir=kaharullah),
Duduk (haa=kamalullah),
menjadi nasar api,
angin, air dan tanah dlm diri kita
Perkataan pertama dalam
sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar) Perkata ini diambil
dari peringatan ketika sempurnanya roh diri Rahasia Allah itu dimasukkan
kedalam tubuh Adam AS. Adam AS. Pun berusaha berdiri sambil menyaksikan
keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Dalam sembahyang harus
memenuhi 3 syarat :
1. Fiqli (perbuatan)
2. Qauli (bacaan)
3. Qalbi (Hati atau roh
atau qalbu)
MENGAPA KITA SEMBAHYANG
SEHARI SEMALAM 17 RAKAAT :
Adalah mengambil
pengertian sebagai berikut :
Hawa, Adam, Muhammad,
Allah dan Ah
1. AH itu menandakan sembahyang subuh…….”2”rakaat
yaitu…Zat dan Sifat
2. ALLAH itu menandakan
sembahyang Zohor “4” rakaat yaitu :Wujud,Alam,Nur dan Syahadat.
3. MUHAMMAD itu
menandakan sembahyang Asar “4” rakaat yaitu : Tanah,Air,Api dan Angin.
4. ADAM itu menandakan
sembahyang Magrib “3” rakaat yaitu :Ahda,Wahda,dan Wahdia.
5. HAWA itu menandakan
sembahyang Isya “4” rakaat yaitu : Mani,Manikam,Madi dan DI.
HAKEKAT WHUDU ADALAH
: Ialah membersihkan diri sebelum
menunaikan shalat :
Niat
Membasuh Muka
Membasuh Tangan
Membasuh Kepala
Membasuh Telinga
Membasuh Kaki
Tertib
Hakekat Niat dalam Wudhu
: ialah
“tiada wujud pada diriku
hanya Allah semata”
Jadi Kita Mengisbatkan
Hidup Kita, Ilmu Kita, Pandangan Kita, Penglihatan, Kuasa Kita, Kata-Kata Kita
Semuanya Adalah Hak Allah Semata. (Ia Haiyun, Ia Alimun, Ia Sami’un, Ia
Basirun, Ia Kadirun, Ia Maridun, Ia Mutakalimun Bil Hakki Illallah).
Hakekat Membersihkan
Muka dalam wuduk ialah :
Membuang semua sifat :
sombong angkuh, kemuliaan, kebesaran,yang ada pada diri manusia.
Hakekat Membasuh Tangan
dalam wuduk ialah :
Membuang semua
sifat-sifat aku berkuasa, aku orang kuat dan aku orang besar.
Hakekat Membasuh Kepala
dalam wuduk ialah :
Membersihkan segala
fikiran dari segala urusan dunia
Hakekat Membasuh Telinga
dalam wuduk ialah :
Membersih segala
pendengaran dari hal-hal yang tidak perlu
Hakekat Membasuh Kaki
dalam wuduk ialah :
Kita harus membetulkan
perjalanan kita hanya untuk satu tujuan yaitu : “Allah SWT” semata. BACA TAHUN 2018 GONJANG GANJING
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH KEPADA ANDA JIKA BERKENAN BERKOMENTAR BLOG INI.....